Apa Saja Resiko Kepada Anak , Jika OrangTua Bercerai ?



Apa kalimat paling ditakuti dan dihindari oleh kedua insan saat mengikat janji suci pernikahan? Ya, perceraian. Bagi pasutri yang telah memiliki anak, pertengkaran hebat mungkin saja terjadi. Setumpuk permasalahan rumah tangga harus disiasati dengan bijak agar tak mengganggu psikologis anak di kemudian hari. Namun, kalau bercerai sudah menjadi keputusan bulat, bagaimana?

Perceraian orangtua, suka atau tidak suka, akan membawa dampak buruk pada anak. Menurut penjelasan dr Dina Kusumawardhani, seperti dilansir dari Klikdokter, efek perpisahan orangtua akan membekas sampai anak tersebut dewasa. Meski perceraian adalah solusi paling mentok bagi pasutri, anak tetap berharap kalau papa dan mamanya selalu baik-baik saja.

Dina coba mengilustrasikan kondisi perceraian dengan anak yang berusia masih di bawah sembilan tahun. Pada usia ini, anak masih sangat bergantung pada orangtua dan membutuhkan kasih sayang lebih banyak.

"Contohnya, anak yang sebelumnya sudah bisa makan sendiri, berubah jadi tidak mau makan, kecuali jika disuapi orangtuanya. Bisa jadi, ini adalah cara anak untuk mendekatkan diri dengan orangtuanya," ulas Dina.


Bagaimana kalau perceraian orangtua terjadi saat anaknya telah remaja? Dina menyatakan bahwa remaja lebih independen karena merasa bisa menjaga dirinya sendiri. Namun, hal ini bisa menimbulkan reaksi negatif. Hal tersebut biasanya disebabkan oleh perasaan dikhianati, dibuang, stres, takut, khawatir, tidak percaya diri, dan bahkan mereka semakin tidak percaya lagi pada hubungan pernikahan.
Ia melanjutkan bahwa reaksi yang timbul pada anak laki-laki dan perempuan ternyata berbeda.
"Anak laki-laki biasanya menjadi lebih agresif dan sering melawan. Sedangkan anak perempuan cenderung lebih cemas dan menarik diri. Bahkan, banyak anak yang menjadi aktif secara seksual di usia muda," urai Dina.



Menurut beberapa penelitian, anak yang ortunya bercerai, cenderung mengalami hal-hal berikut:
·         Menurunnya prestasi akademik
·         Lebih mudah melakukan tindak kejahatan di usia remaja
·         Hidup dalam masalah ekonomi
·         Lebih mudah terjerumus dalam mengonsumsi alkohol dan narkoba
·         Lebih mudah sakit
·         Mengalami gangguan psikologis

Dina mewanti-wanti dampak psikologis pada anak yang tak terima dengan perceraian orangtua mereka.
"Dampaknya bisa terjadi 15-25 tahun kemudian, saat anak menjalani hubungan percintaan dengan 
pasangannya. Anak dengan orangtua bercerai, cenderung mengalami kegagalan pernikahan di kemudian hari," Dina kembali mengingatkan.



Ia menjelaskan lebih jauh jika risiko tersebut 2-3 kali lebih besar dibandingkan dengan anak yang orangtuanya tidak bercerai.

Sebab, bagi anak, perceraian orangtua akan mewarnai dan mengubah cara pandang mereka tentang dunia dan hubungan dengan pasangan di masa depan.
Sebelum Anda dan pasangan memutuskan untuk bercerai, cobalah renungkan dan pikirkan kembali dampaknya bagi anak.
"Ingat, perceraian bukanlah hal yang mudah bagi anak," tutupnya.

Comments

Popular posts from this blog

FPI Akan Menutup 17 Gereja Di Aceh !

INI BARU KISAH SEBENARNYA TENTANG KAPAL TITANIC !

Keramahan Karyawati Bank BJB yang Membuat Banyak Pengusaha Muida Baru